SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Penyakit BRONKHIOLITIS
Sub Pokok Bahasan : Perawatan Penyakit Bronkhiolitis
Sasaran : Pengunjung / Keluarga klien di RS Bhayangkara Denpasar
Target : Pengunjung / keluarga klien
Waktu : 30 menit
Hari / Tanggal : Selasa, 17 Oktober 2011
Tempat : Ruang tunggu RS Bhayangkara Denpasar
Penyuluh : Mahasiswa Tahap Profesi Ners STIKES Wira Medika
LATAR BELAKANG
Bronkiolitis adalah infeksi saluran napas yang umum ditemui pada anak-anak, terutama pada bayi berusia di bawah 6-12 bulan. Infeksi ini disebabkan oleh virus di paru-paru yang menyebabkan anak Anda mengalam kesulitan bernapas. Virus yang paling umum menyebabkan bronkiolitis adalah Respiratory Syncytial Virus (RSV), walaupun bronkiolitis dapat juga disebabkan oleh virus lain seperti parainfluenza 3 atau adenovirus.
Obat-obatan umumnya tidak menolong bayi yang mengalami bronkiolitis. Yang dibutuhkan adalah istirahat lebih banyak dan pemberian makan (ASI, formula, atau makanan tambahan sesuai usia bayi) dalam porsi lebih kecil, namun dengan frekuensi lebih sering. Dengan demikian anak tidak akan terlalu lelah atau mengalami dehidrasi.
Mengingat masih banyaknya kasus bronchitis yang terjadi maka penting bagi seorang perawat untuk mengetahui penyakit ini sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang sesuai saat menemui kasus dilapangan.
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang perawatan bronkhiolitis, peserta penyuluhan dapat mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup sehat melalui pendekatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) sehingga kesakitan dan kematian bronkhiolitis dapat dicegah dan dikurangi.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mendapatkan penyuluhan satu (1) kali diharapkan Peserta penyuluhan mampu :
1. Menjelaskan pengertian Bronkhiolitis
2. Menjelaskan Penyebab Bronkhiolitis
3. Menjelaskan pencegahan penyakit Bronkhiolitis
4. Menjelaskan Prinsip tatalaksana penderita Bronkhiolitis
5. Menjelaskan Tatalaksana penderita Bronkhiolitis di rumah
6. Mendemonstrasikan bagaimana cara pencegahan dan penanganan pada penderita Bronkhiolitis
METODE
Ceramah, demonstrasi dan tanya jawab
MEDIA
1. Leaflet
2. Laptop
3. LCD
KISI-KISI MATERI
1. Pengertian Penyakit Bronkhiolitis
2. Penyebab Bronkhiolitis
3. Tanda dan gejala penyakit Bronkhiolitis
4. Penatalaksanaan penderita Bronkhiolitis
PENGORGANISASIAN
No | KEGIATAN | RESPON KELUARGA | WAKTU |
1. | Pendahuluan - Menyampaikan salam - Menjelaskan tujuan - Apersepsi | - Membalas salam - Memperhatikan - Memberikan respon | 3 menit |
2. | Penyampaian materi a. Menjelaskan dan menguraikan materi ttg: 1. Pengertian Penyakit Bronkhiolitis 2. Penyebab Bronkhiolitis 3. Tanda dan gejala Bronkhiolitis 4. Penatalaksanaan penderita Bronkhiolitis b. Memberikan kesempatan pada peserta penyuluhan untuk bertanya c. Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan yang berkaitan dengan materi yang belum jelas | - Memperhatikan penjelasan dan demonstrasi dengan cermat - Menanyakan hal yang belum jelas - Memperhatikan jawaban penyuluh | 20 menit |
3. | Penutup - Tanya jawab (Evaluasi) - Menyimpulkan hasil materi - Kontrak waktu selanjutnya - Mengakhiri kegiatan (Salam) | - Menanyakan hasil yang belum jelas dan menjawab pertanyaan - Menjawab salam penutup | 7 menit |
SETTING TEMPAT
| |||||||||||||||||||
|
|
|
| ||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||
|
| ||||||||||||||||||
|
| ||||||||||||||||||
|
| ||||||||||||||||||
|
|
SUSUNAN ACARA PELAKSANAAN
1. Pendahuluan
2. Penyampaian Materi
3. Penutup
METODE EVALUASI
Menanyakan pada peserta penyuluhan tentang :
1. Pengertian Penyakit Bronkhiolitis
2. Penyebab Bronkhiolitis
3. Tanda dan gejala penyakit Bronkhiolitis
4. Penatalaksanaan penderita Bronkhiolitis
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Pasien. ed.3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Guyton, Arthur C. & John E. Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gannguan Sistem Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika
NANDA. 2005. Diagnosa Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2005-2006. NANDA International, Philadelphia
Speer, Kathleen Morgan. Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik dengan Clinical Pathways, Ed.3. Jakarta : EGC. 2007.
Wong, dkk. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Bronkiolitis merupakan infeksi virus akut dengan efek maksimal pada tingkat bronkiolus. Infeksi terutama terjadi pada musim dingin dan musim panas, jarang terjadi pada anak-anak yang berusia lebih dari 2 tahun. RSV berperan atas sedikitnya setengah dari hospitalisasi anak karena bronkiolitis. Adenovirus dan parainfluenza dapat juga menyebabkan bronkiolitis akut. Infeksi dimulai pada akhir musim gugur, mencapai puncaknya di musim dingin , dan menurun dimusim panas. Penyakit ini mudah menyebar melalui tangan ke mata hidung atau membran mukosa lainnya.
B. Etiologi
· Virus (virus sinsivial pernafasan predominan)
· Virus parainfluiensa,
· Mycoplasma pneumonia
C. Tanda dan Gejala
Mula-mula bayi menderita gejala ISPA atas ringan berupa pilek yang encer dan bersin. Gejala ini berlangsung beberapa hari, kadang-kadang disertai demam dan nafsu makan berkurang. Kemudian timbul distres nafas yang ditandai oleh batuk paroksismal, wheezing, sesak napas. Bayi-bayi akan menjadi rewel, muntah serta sulit makan dan minum. Bronkiolitis biasanya terjadi setelah kontak dengan orang dewasa atau anak besar yang menderita infeksi saluran nafas atas yang ringan. Bayi mengalami demam ringan atau tidak demam sama sekali dan bahkan ada yang mengalami hipotermi.
Terjadi distres nafas dengan frekuensi nafas lebih dari 60 kali per menit, kadang-kadang disertai sianosis, nadi juga biasanya meningkat. Terdapat nafas cuping hidung, penggunaan otot bantu pernafasan dan retraksi.
D. Penatalaksanaan medis
Tata laksana bronkiolitis yang dianjurkan adalah :
1. Pemberian oksigenasi; dapat diberikan oksigen nasal atau masker, monitor dengan pulse oxymetry. Bila ada tanda gagal nafas diberikan bantuan ventilasi mekanik.
2. Pemberian cairan dan kalori yang cukup (bila perlu dapat dengan cairan parenteral). Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu dan status hidrasi.
3. Koreksi terhadap kelainan asam basa dan elektrolit yang mungkin timbul.
4. Antibiotik dapat diberikan pada keadan umum yang kurang baik, curiga infeksi sekunder (pneumonia) atau pada penyakit yang berat.
5. Kortikosteroid : deksametason 0,5 mg/kgBB dilanjutkan dengan 0,5 mg/kgBB/hari dibagi 3-4 dosis.
6. Dapat diberikan nebulasi β agonis (salbutamol 0,1mg/kgBB/dosis, 4-6 x/hari) diencerkan dengan salin normal untuk memperbaiki kebersihan mukosilier.
Bronkiolitis ditangani secara simptomatik dengan kelembapan tinggi , asupan cairan yang adekuat , dan istirahat. Sebagian besar anak bronkiolitis dapat dirawat di rumah. Hospitalisasi biasanya dianjurkan untuk anak-anak yang menderita kondisi yang menyebabkan komplikasi, seperti penyakit paru atau jantung, atau menderita keadaan yang melemahkan; jika kemampuan pemberi perawatan diragukan;atau jika anak mengalami takipnea, retraksi berat, tampak lemah, atau memiliki riwayat asupan cairan yang buruk. Terapi uap biasanya dikombinasikan dengan oksigen menggunakan hood atau tenda dalam konsentrasi yang cukup untuk menghilangkan dispnea dan hipoksia, yang setelah pemberian terapi uap sendiri dapat dilanjutkan untuk mengatasi dispnea ringan. Pemberian cairan melalui mulut dapat dikontraindikasikan karena adanya takipnea, kelemahan dan keletihan; oleh karena itu akan lebih baik jika cairan IV diberikan sampai krisis akut dari penyakit ini terlewati.
Pengkajian klinis , pemantauan oksigen noninvasive dan nilai gas darah dapat mengarahkan terapi yang di berikan. Terapi medis untuk bronkiolitis masih controversial. Bronkodilator, kortikosteroid, supresan batuk dan antibiotic tidak terbukti efektif untuk mengatasi penyakit tanpa komplikasi dan tidak dianjurkan untuk digunakan secara rutin. Kortikosteroid , teofilin dan furosemid telah digunakan untuk intubasi dan ventilasi bayi dan anak-anak.
RIBAVIRIN , sejenis agens anti virus , dapat di gunakan untuk infeksi rsv. Obat ini berbentuk aerosol; diberikan melalui generator aerosol partikel kecil (SPAG : Small Particle Aerosol Generator ) ; dan dapat diberikan dengan menggunakan hood , tenda oksigen , masker, atau selang ventilator. Akan tetapi , penggunaan obat ini masih controversial. Karena adanya pertimbangan biaya , manfaat, keamanan, dan efektivitas klinis yang bervariasi, American Academi Of Pediatrics (2000) menganjurkan penggunaan ribavirin dipertimbangkan berdasarkan kasus demi kasus